Banjarmasin – Nilai tukar rupiah hari ini terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan, Selasa (14/05/2025), tercatat menguat ke level Rp16.561 per dolar AS. Penguatan ini terjadi di tengah sentimen positif pasar global dan optimisme investor terhadap prospek ekonomi Indonesia.
Menurut data Bank Indonesia (BI) dan pasar spot, rupiah menunjukkan penguatan sekitar 0,5% dibandingkan posisi sebelumnya di kisaran Rp16.640 per dolar AS. Penguatan ini didorong oleh stabilnya inflasi domestik dan kebijakan moneter yang dinilai mampu menjaga stabilitas nilai tukar.
Faktor Pendorong Penguatan Rupiah Beberapa faktor utama yang mendorong penguatan rupiah antara lain peningkatan cadangan devisa, aliran masuk investasi asing, serta pemulihan ekonomi yang semakin solid. Selain itu, ekspektasi terhadap penurunan suku bunga acuan The Fed juga turut memberikan dorongan bagi mata uang emerging market seperti rupiah.
“Rupiah mendapat angin segar dari peningkatan harga komoditas dan prospek ekonomi domestik yang kuat. Ini menjadi sinyal positif bagi pasar,” ujar Ekonom Senior Bank Mandiri, Rudi Hartono.
Baca Juga : Menteri UMKM Maman Abdurrahman Terisak saat Tahu 17 Pekerja Mama Khas Banjar Kehilangan Pekerjaan
Tantangan Masih Ada Meski menguat, para analis tetap memperingatkan adanya potensi tekanan terhadap Rupiah hari ini, termasuk dari ketidakpastian ekonomi global, gejolak politik internasional, serta fluktuasi harga minyak dunia yang masih menjadi faktor risiko utama.
Ke Depan Para pelaku pasar berharap penguatan ini bisa terus berlanjut seiring dengan meningkatnya kepercayaan investor dan stabilnya ekonomi domestik. Namun, tetap diperlukan kehati-hatian dalam menghadapi volatilitas pasar keuangan global.
Dengan kondisi ini, investor dan pelaku usaha diharapkan terus memonitor pergerakan nilai tukar serta perkembangan ekonomi global untuk mengelola risiko secara lebih baik.