Jaguar Land Rover (JLR) mengumumkan penghentian produksi mobilnya di China, sebuah langkah strategis yang diambil setelah mengalami kerugian signifikan dalam usaha patungan dengan Chery. Keputusan ini mencerminkan tantangan yang dihadapi produsen mobil asing di pasar otomotif Tiongkok yang semakin kompetitif.
Alasan Penghentian Produksi
Usaha patungan JLR dengan Chery mencatat kerugian sebesar USD 18,7 juta pada tahun fiskal terakhir. Kerugian ini mendorong JLR untuk mengevaluasi kembali strategi produksinya di China. Selain itu, persaingan ketat dengan merek lokal seperti BYD, Geely, dan Changan yang menawarkan harga kompetitif dan teknologi canggih turut mempengaruhi keputusan ini.
Baca Juga : ULM ikuti arahan Kemdiktisaintek menuju ranking 1.500 dunia
Strategi Baru: Kolaborasi dengan Chery
Meskipun menghentikan produksi model Jaguar dan Land Rover di China, JLR tidak sepenuhnya meninggalkan pasar Tiongkok. Perusahaan akan berkolaborasi dengan Chery untuk memproduksi kendaraan baru di bawah merek Freelander, menggunakan platform T1X milik Chery. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing produk di pasar lokal.
Dampak pada Model yang Ada
Produksi model Jaguar XE, XF, dan E-Pace di pabrik Changshu akan dihentikan pada September mendatang. Sementara itu, produksi Land Rover Range Rover Evoque dan Discovery Sport di China akan berakhir pada akhir tahun depan.
Fokus pada Pasar Global
Dengan strategi baru ini, JLR berencana untuk memfokuskan produksi model-model premiumnya di Inggris dan mengekspor ke pasar global, termasuk China. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk mempertahankan citra merek premium sambil menyesuaikan diri dengan dinamika pasar lokal melalui kolaborasi dengan Chery.